E Learning
KONSEP E-LEARNING
Pengertian dasar e-learning
Proses pembelajaran tradisional berlangsung dalam suatu kelas dan
ditandai dengan hadirnya seorang pendidik yang mengendalikan pembelajaran.
Hal ini yang membuat paradigma pembelajaran berpusat pada guru(teacher
centred learning). Paradigma ini mulai bergeser dengan munculnya paradigma
baru yang menjadikan peserta didik sebagai active learner, peserta didik sebagai
pusat pembelajaran (student centred learning). Student centred learningmengacu
pada kesempatan belajar yang relevan dengan kebutuhan peserta didik, artinya
kebutuhan belajar tersebut datang dari peserta didik.
Student centred learning, pembelajaran berfokus pada aktifitas belajar
dan bukan aktifitas mengajar. Maka keberadaan guru bukan satu-satunya faktor
penentu keberhasilan proses pembelajaran, melainkan dapat digantikan dengan
bahan belajar, media belajar, serta terciptanya komunikasi antar pembelajar.
Pemunuhan kebutuhan peserta didik yang beragam saat ini terdukung dengan
keberadaan Teknologi Informasi dan Komputer (TIK). Dengan TIK bahan belajar
dapat dibuat menjadi lebih menarik, melibatkan banyak jenis media, interaktif,
dan mudah didistribusi kepada peserta didik tanpa batasan ruang dan waktu.
Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah rendahnya
kualitas pendidikan yang dapat dilihat dari proses pendidikan yang sedang
berjalan maupun produk hasil pendidikan. Hasil laporan Bank Dunia tentang hasil
tes membaca anak SD sangat memprihatinkan, dalam bidang matematika
Indonesia menduduki peringkat ke 32 dari 38 negara. Sedangkan dari segi proses
pendidikan khususnya pembelajaran sebagian besar guru lebih cenderung
menanamkan materi pelajaran yang bertumpu pada aspek kognitif rendah. Proses
belajar mengajar merupakan jantungnya pendidikan yang harus diperhitungkan,
karena terdapat transformasi berbagai konsep, nilai serta materi pendidikan
diintegrasikan.
Dikaitkankan dengan tuntutan masa depan mengubah sistem
pembelajaran konvensional dengan sistem pembelajaran yang lebih efektif dan
efisien, dengan memanfaatkan sarana teknologi informasi melalui jaringan
internet. Penggunaan internet untuk proses pembelajaran sudah
diimplementasikan dengan penerapan e-learninguntuk penyebaran informasi dan
berkomunikasi. Istilah e-learningdapat pula didefinisikan sebagai sebuah
teknologi informasi yang diterapkan di bidang pendidikan dalam bentuk dunia
maya. Dalam teknologi e-learning, proses pembelajaran yang biasa didapatkan di
dalam sebuah kelas di lakukan secara live namun virtual.
E-learning sering pula disebut pembelajaran onlineatau online course.
Pembelajaran online dalam pelaksanaannya memanfaatkan dukungan jasa
teknologi, khususnya teknologi informasi dan komunikasi, seperti komputer,
telepon, audio, video, transmisi satelit, dan sebagainya. E-learning sangat
berkembang karena relatif tidak memerlukan biaya tinggi namun memiliki
jangkauan yang luas, sebab e-learning dapat menjangkau hingga keseluruh dunia
tanpa dibatasi oleh kondisi geografis, sehingga lebih mudah untuk menyampaikan
informasi pembelajaran.
Karakteristik e-Learning
Terdapat beberapa karakteristik yang harus dimiliki e-learning yang
membedakannya dengan pembelajaran konvensional, yaitu
- Interactivity. E-learning harus memfasilitasi jalur komunikasi baik secara real time(synchronus) seperti chatting dan messenger, maupun tidak real time (asynchronous) seperti forum dan mailing list.
- Independency/kemandirian. Ketersediaan bahan belajar, waktu, dan akses yang flexibel memungkinkan peserta didik untuk melakukan aktivitas pembelajaran sesuai dengan kondisi masing-masing dan menjadi active learner. Namun hal ini tidak akan berjalan baik jika masing-masing individu tidak memiliki kemandirian. Kemandirian disini berarti peserta didik belajar tanpa ada yang menyuruh atau mengingatkan, mengerjakan tugas tanpa ada yang mengejar-ngejar dan lain-lain. Semua berdasarkan kesadaran sendiri. Jadwal, pengaturan waktu dan reminder, bahkan saran acuan belajar yang ada hanya berupa mesin belaka, yang tidak akan berarti apapun jika peserta didik tidak menyadarinya secara mandiri.
- Accessibillity/aksesabilitas. Sumber-sumber belajar dan informasi akademik harus lebih mudah diakses dan terdistribusi lebih luas dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.
- Enrichment/pengayaan. Kegiatan pembelajaran serta presentasi bahan pembelajaran disajikan dengan cara yang lebih variatif dan interaktif seperti penggunaan video striming, aplikasi simulasi, dan animasi.
MANFAAT E-LEARNING
Mannfaat e-learning dnegan penggunaan internet, khususnya dalam pembelajaran jarak
jauh, antara lain:
- Pengajar dan pembelajara dapat berkomunikasi secara cepat dan mudah melalui fasilitas internettanpa dibatasi oleh jarak, tempat, dan waktu.
- Pengajar dan pembelajar dapat menggunakann materi pembelajaran yang ruang lingkup (scope) dan urutan (sekuensnya) sudah sistematis terjadwal melalui internet, sehingga bagi pengajar bisa menilai seberapa jauh materi pembelajaran tersebut disajikan, dan bagi pembelajar dapat menilai seberapa jauh materi pembelajar dapat dipelajari dan dikuasainya.
- Dengan E-learningdapat menjelaskan materi pembelajaran yang sulit dan rumit menjadi mudah dan sederhana.
- Mempermudah dan mempercepat mengakses atau memperoleh banyak informasi yang berkaitan dengan materi pembelajaran yang dipelajarinya dari berbagai sumber informasi dnegan melakukan akses di internet.
- Internet dapat dijadikan sebagai media untuk melakukan diskusi antara pengajar dengan pembelajar, baik untuk seorang pembelajar, atau dalam jumlah pembelajar terbatas, bahkan massal.
- Peran pembelajar menjadi lebih aktif mempelajari materi pembelajaran, memperoleh ilmu pengetahuan atau informasi secara mandiri tidak mengandalkan pemberian dari pengajar, disesuaikan pula dengan keinginan dan minatnya terhadap materi pembelajaran.
- Relatif lebih efisien dari segi tempat, waktu, dan biaya.
- Bagi pembelajar yang sudah bekerja dan sibuk dengan kegiatannya, sehingga tidak memiliki waktu untuk datang ke suatu lembaga pendidikan, maka dapat mengakses internet kapanpun sesuai dengan waktu luangnya.
- Dari segi biaya, penyediaan layanan internet lebih kecil biayanya dibanding harus membangun ruangan atau kelas pada lembaga pendidikan sekaligus memeliharanya, serta menggaji para pegawainya.
- Memberikan pengalaman bermakna bagi pembelajar karena dapat berinteraksi langsung, sehingga pemahaman terhadap materi pembelajaran akan lebih bermakna pula (meaningfull), mudah dipahami, diingat, dan mudah pula untuk diungkapkan kembali.
- Kerjasama dalam komunitas onlineyang memudahkan dalam transfer informasi dan melakukan suatu komunikasi, sehingga tidak akan kekurangan sumber atau materi pembelajaran.
- Administrasi dan pengurusan yang terpusat sehingga memudahkan dalam melakukan akses atau dalam operasionalnya.
- Membuat pusat perhatian dalam pembelajaran.
FUNGSI E-LEARNING
Setidaknya ada 3 (tiga) fungsi pembelajaran elektronik terhadap kegiatan pembelajaran di dalam kelas (classroom instruction), yaitu (dalam siahaan, 2002) :
Setidaknya ada 3 (tiga) fungsi pembelajaran elektronik terhadap kegiatan pembelajaran di dalam kelas (classroom instruction), yaitu (dalam siahaan, 2002) :
- Suplemen (tambahan). Dikatakan berfungsi sebagai suplemen, apabila peserta didik mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi pembelajaran elektronik atau tidak. Dalam hal ini, tidak ada kewajiban/keharusan bagi peserta didik untuk mengakses materi pembelajaran elektronik. Sekalipun sifatnya opsional, peserta didik yang memanfaatkannya tentu akan memiliki tambahan pengetahuan atau wawasan.
- Komplemen (pelengkap). Dikatakan berfungsi sebagai komplemen, apabila materi elearning diprogramkan untuk melengkapi matei pembelajaran yang diterirna siswa di dalam kelas (Lewis, 2002). Sebagai komplemen berarti materi e-learning diprogramkan untuk menjadi materi enrichment (pengayaan) atau remedial bagi peserta didik di dalam mengikuti kegiatan pembelajaran konvensional. sebagai enrichment, apabila peserta didik dapat dengan cepat menguasai/memahami materi pelajarun yang disampaikan guru secara tatap muka diberikan kesempatan untuk mengakses materi elearning yang memang secara khusus dikembangkan untuk mereka. Tujuannya agar semakin memantapkan tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi plajaran yang disajikan guru di kelas. Sebagai remedial, apabila peserta didik mengalami kesulitan dalam memahami materi petajaran yang disampaikan guru secara tatap muka di kelas. Tujuannya agar peserta didik semakin lebih mudah memahami materi pelajaran yang disajikan guru di kelas.
- Substitusi (pengganti). Tujuan dari e-learning sebagai pengganti kelas konvensional adalah agar peserta didik dapat secara fleksibel mengelola kegiatan perkuliahan sesuai dengan waktu dan aktivitas lain sehari-hari. Ada 3 (tiga) alternatif model kegiatan pembelajaran yang dapat diikuti peserta didik: 1) Sepenuhnya secara tatap muka (konvensional), 2) Sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi melalui internet, atau bahkan 3) Sepenuhnya melalui internet
Untuk dapat terselenggaranya e-learning diperlukan 3 komponen pembentuk e-learning
yaitu:
- Infrastruktur: Infrastruktur e-learning dapat berupa personal computer (PC), jaringan komputer, internet dan perlengkapan multimedia. Termasuk didalamnya peralatan teleconference apabila kita memberikan layanan synchronous learning melalui teleconference.
- Sistem dan aplikasi: sistem perangkat lunak yang mem-virtualisasi proses belajar mengajar konvensional. Bagaimana manajemen kelas, pembuatan materi atau konten, forum diskusi, sistem penilaian (rapor), manajemen proses belajar mengajar. Sistem perangkat lunak tersebut sering disebut dengan Learning Management Sistem (LMS). LMS banyak yang opensource sehingga bisa kita manfaatkan dengan mudah dan murah untuk dibangun di sekolah dan universitas.
- Koten: konten dan bahan ajar yang pada e-Learning system (Learning Management System). Konten dan bahan ajar ini bisa dalam bentuk Multimedia-based Content (konten berbentuk multimedia) atau Text-based Content (konten berbentuk teks seperti pada buku pelajaran biasa). Konten ini disimpan dalam Learning Management System (LMS) Sehingga dapat dijalankan oleh siswa kapanpun dan dimanapun. Konten ini sangat penting karena tanpa adanya konten tidak ada materi yang dapat disampaikan ke pengguna. Konten berbentuk multimedia adalah suatu sarana yang di dalamnya terdapat perpaduan (kombinasi) berbagai bentuk elemen informasi, seperti teks, grafik, animasi, video, interaktif maupun suara sebagai pendukung untuk mencapai tujuannya yaitu menyampaikan informasi atau sekedar memberikan hiburan bagi target audiens-nya. Kata multimedia itu sendiri berasal dari kata multi (bahasa latin) yang berarti banyak dan kata media berasal dari bahasa inggris (medium: bentuk tunggalnya) diturunkan dari bahasa Latin yang membawa informasi dari suatu sumber informasi ke penerima (Smaldino dkk, 2005).
Tidak ada komentar: